Artikel

Sosialisasi dan Rembug Sekolah Lapang Tematik Pertanian Organik “Gerakan Tani Pro-Organik” berlangsung di kantor BPP Cihaurbeuti

Kecamatan Cihaurbeuti, Ciamis (21/3) Pengembangan Pertanian organik yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan menghasilkan produk pangan yang sehat membutuhkan dukungan pemerintah, seperti halnya kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis, yaitu melalui Sosialisasi dan Rembug Sekolah Lapang Tematik Pertanian Organik “Gerakan Tani Pro-Organik” (GENTA ORGANIK) yang berlangsung di kantor Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ciamis hadir secara langsung didampingi Kepala Bidang Penyuluhan, bersama dengan Kepala Bidang Penyuluhan DTPH Provinsi Jawa Barat. Kegiatan ini diikuti oleh petani/kelompok tani pelaku Pertanian organik, dan juga dihadiri oleh Sekmat Cihaurbeuti, unsur Koramil dan Polsek Cihaurbeuti, Kepala Desa Cijulang, Sukahaji dan Sukasetia Kecamatan Cihaurbeuti, Koordinator Penyuluh Pertanian Kabupaten Ciamis, UPTD Pengembangan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kecamatan Cihaurbeuti, Penyuluh Pertanian BPP Cihaurbeuti.
“Sumberdaya di Kecamatan Cihaurbeuti dengan luas lahan sawah kurang lebih 1.200 Ha yang mendukung Pertanian organik. Padi organik dapat meningkatkan nilai tambah bagi petani, dan petani tidak khawatir dengan kelangkaan pupuk kimia yang selama ini terjadi”, ungkap Sekmat Cihaurbeuti dalam sambutannya.
Kepala DPKP Kabupaten Ciamis memberikan sambutan sekaligus membuka acara, menyampaikan, “dengan adanya program GENTA ORGANIK harus betul-betul dimanfaatkan dalam pengembalian tatakelola lahan pertanian pro organik, dan diharapkan hasil panen secara maksimal. Dengan adanya SL Genta Organik dapat meningkatkan kapasitas dan motivasi petani untuk bertani tanpa bahan kimia sehingga mengurangi penggunaan pupuk kimia. Penerapan pupuk organik yang berimbang, dan untuk kedepannya kegiatan ini harus bisa berkelanjutan”.
Dalam kegiatan tersebut Kepala Bidang Penyuluhan DTPH Provinsi Jawa Barat menyampaikan, “solusi yang bisa saya berikan yaitu menumbuhkan kesadaran bersama untuk mengembalikan lahan tanaman yang sesuai aturan. Petani juga harus sadar dengan langkanya pupuk dan harga semakin mahal.” Beliau memberikan motivasi kepada para petani dalam hal pengembangan sistem tatacara pembuatan pupuk organik hayati, Pupuk pestisida alami, dan Pupuk pembedah tanah, sehingga petani dapat mendapatkan keuntuntungan dari hasil panen, serta budidaya yang ramah lingkungan.
Untuk meningkatkan motivasi petani, diadakan juga sesi berbagi pengalaman dari pelaku usaha padi organik setempat, yaitu Ustad Samsul Romli Al Khumaeni (Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Huda Utsmaniyah Desa Cijulang Kecamatan Cihaurbeuti), “Motivasi bertani secara organik adalah bahwa Alloh SWT menciptakan manusia untuk berfikir, bahwa bertani secara organik itu menyehatkan dan pupuk kimia yang selama ini sering dipergunakan itu adalah racun, artinya tidak menyehatkan”. Praktek bertani secara organik yang dilakukannya berawal dari sebuah pemikiran dan keinginan untuk maju di bidang pertanian dengan menggali akar permasalahan yang dihadapi dalam usaha Pertanian, dengan bertukar pikiran bersama pelaku usaha dan petugas/penyuluh/BPP. “Hasil usaha tani tidak hanya dipasarkan/dijual tetapi juga dikonsumsi sendiri dan selama ini terasa sekali manfaatnya”, lanjutnya, “Orang yang tidak mau bertani secara organik itu tidak tahu manfaatnya baik dari segi ekonomi maupun maanfaat dari segi menkonsumsinya”.
Sekolah Lapang Genta Organik merupakan wahana belajar bagi petugas/penyuluh dan petani (sharing) dalam penggunaan pupuk organik sesuai dengan kapasitasnya dan takarannya. Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, diharapkan terjadi sinkronisasi kegiatan sekolah lapang dengan penerapan teknologi (pertanian organik) di tingkat lapangan/petani.