CIAMIS–Guna optimalisasi program program Integrasi Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (IPDMIP), Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten menggelar Workshop dan Rapat Koordinasi. Kegiatan ini diikuti 16 BPP yang tersebar pada 14 daerah irigasi dan dilaksanaka di Aula BPP Kecamatan Ciamis, 28 – 29 Agustus 2021.
Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Ciamis, Ir. Lilis Widaningsih, mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk optimalisasi kegiatan penyuluhan di daerah irigasi.
“Para penyuluh yang hadir berkesempatan berbagi informasi kegiatan sekolah lapangan di daerahnya, serta berbagi pengalaman, sehingga terjadi ajang tukar informasi dan bersama-sama pula mengevaluasinya,” ujar Lilis.
Menurut Lilis, sektor pertanian adalah strategis dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, sebab mayoritas rakyat Indonesia, khususnya di Kabupaten Ciamis, bermata pencarian sebagai petani. “Untuk itu, penyuluh memiliki peran penting dalam meningkatkan kemampuan para petani, peran dan tanggung jawabnya perlu ditingkatkan dalam berbagi pengetahuan,” tuturnya.
Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian, Armina, S.TP.,MP, yang didampingi Kasi Penyuluhan, Dadan Suhendar, S.Hut menyampaikan bahwa progres kegiatan IPDMIP di Kabupaten Ciamis pada tahun ini baru mencapai 46%. “Semoga progres ini
cepat naik lagi, dengan kegiatan peningkatan kelembagaan dan pemberdayaan petani melalui kelompok tani maupun gabungan kelompok tani,” katanya.
Armina menuturkan, kapasitas petani harus lebih baik. Petani tidak sekadar mengetahui tanam, panen, dan jual, petani itu harus mampu bagaimana meningkatkan produksi, mengelola nilai jual agar tinggi, dan mengelola keuangan. “Dalam program IPDMIP ini ada empat komponen inti yaitu; Penguatan kerangka kerja pengelolaan irigasi, perbaikan pengelolaan sistem irigasi, peningkatan infrastruktur irigasi, dan peningkatan pendapatan petani beririgasi,” tuturnya.
Kecuali komponen peningkatan infrastruktur irigasi yang menjadi kewenangan Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan, ketiga komponen inti tersebut, ujarnya, menjadi kewenangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, yang dilaksanakan dalam bentuk; pengembangan SDM untuk layanan
penyuluhan dan petani, mobilisasi kelompok tani, Pelatihan dan pembiayaan, peningkatan produksi dan distribusi benih padi, literasi keuangan, fasilitasi rantai nilai dan dukungan jasa keuangan.
“Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka dilaksanakan sekolah lapangan di masing-masing daerah irigasi, rantai nilai, pelatihan literasi dan edukasi keuangan bagi kelompok tani dan petani,” ujar dia.
Dalam kegiatan Workshop dihadirkan juga narasumber dari Konsultan Regional 3 IPDMIP Jawa Barat-Lampung, DPMD kabupaten, pegiat pertanian/ketua JARKOMLUHDES (Jaringan Komunikasi Penyuluh Desa) Jawa Barat dan direktur MDP (Mitera
Desa Pamarican). Materi narasumber mengarahkan kepada peserta membuka wawasan terkait peluang di bidang usaha pertanian, sehingga dapat dicapai kesejahteraan bagi petani dan dengan adanya keterlibatan desa, kaderisasi pertanian serta pembentukan koorporasi bagi petani.
Koordinator Kabupaten IPDMIP Ciamis, Odah Nurtati, mengatakan dari Workshop ini, para penyuluh menyepakati untuk meningkatkan kualitas penyuluhan yang berorientasi pada pemberdayaan petani, meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan sektor terkait untuk meningkatkan kinerja penyuluhan.
“Peserta sepakat meningkatkan fasilitasi dalam rangka peningkatan keberfungsian kelompok P3A yang ada pada desa binaan penyuluh dan meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan pemerintahan desa untuk dapat melakukan kerja sama dalam kegiatan pemberdayaan petani dan peningkatan produktifitas, “ ujar Odah.
Menurut Odah, mewujudkan target tersebut melalui Keberfungsian posluhdes, pemberdayaan penyuluh swadaya, pelaksanaan kegiatan sekolah swadaya, pengadaan lahan demplot dan penyediaan sarana produksi padi pada lahan demplot, kaderisasi petani (melahirkan petani milenial), dan kegiatan lainnya yang mendukung kesuksesan pertanian di desa seperti halnya pemanfaatan BUMDES baik untuk permodalan maupun pemasaran hasil.
“Yang akhirnya dengan segenap kemampuan dapat mencapai swasembada pangan melalui pemberdayaan petani sehingga terwujudnya pembangunan “Desa untuk Ciamis dan untuk Indonesia”.
*) Odah Nurtati/Korkab Ciamis